Apa yang kira-kira terjadi di ranah digital dan social media Indonesia ya di tahun 2012? Boleh dong kalau kita coba-coba memprediksi? Tidak akan tahu sih akan benar terjadi atau tidak, namun setidaknya kalau benar terjadi, kita bisa lebih siap menghadapinya. Yang akan diprediksi kali ini hanya 3 hal, yakni Facebook, Twitter, dan mobile Indonesia di tahun 2012.
Masihkah pengguna internet aktif di Facebook?
Seperti kita ketahui, Facebook menjadi situs social media yang mendapat kunjungan tertinggi di Indonesia. Namun kenaikan pertumbuhannya sudah tidak sepesat tahun 2010. Awal Januari 2010 tercatat ada 15,3 juta pengguna Facebook dari Indonesia. Di akhir Desember 2010 jumlahnya meningkat 200% menjadi 31,7 juta pengguna. Di bulan Desember 2011 ini jumlahnya menjadi 40,8 juta, hanya naik 30%. Kenaikan ekstrim di tahun 2010 ini bisa jadi disebabkan saat operator telekomunikasi membuka gratis biaya data untuk mengakses situs Facebook melalui mobile (sekarang 73% pengguna internet mengaksesnya via mobile).
Bisa dipastikan di tahun 2012 ini kenaikannya tidak akan setinggi tahun-tahun sebelumnya. Pengguna urban yang sudah lama menjadi pengguna Facebook sudah tak seaktif dulu lagi. Isu privacy bisa menjadi alasan utamanya, apalagi sejak dirilisnya tampilan Facebook timeline, yang membuat kita dengan mudah membaca status lama teman-teman kita.
Aktivitas brand page di 2012 pun pastinya tak seheboh dulu lagi. Cara-cara menggaet fans dengan mengimingi dengan kontes berhadiah device sudah tak lagi menarik. Karena pengguna Facebook sudah tahu kalau kemungkinan besar hadiah yang direbut akan jatuh direbut oleh para pemburu kuis, yang belum tentu loyal terhadap brand. Seharusnya brand sudah mulai memikirkan proses retensi konsumen (yang loyal dan pengguna brand), daripada terus mengakuisisi konsumen baru (yang hanya mau ikut brand kalau ada hadiah).
Masih ramaikah Twitter?
Pengguna Twitter Indonesia kini melonjak pesat memang selama 2 tahun belakangan ini, meski tak seheboh Facebook. Yang membuat Twitter sempat ramai adalah saat para selebriti membuat akunnya di sini. Spontan banyak para fans yang ikutan mendaftar lalu mem-follow-nya. Selama 2011 ini kreatifitas pengguna Twitter bermunculan, dari maraknya akun anonim, semakin banyaknya para expert (atau merasa dirinya expert) bikin kultwit, hingga fenomena buzzer yang mempromosikan akun brand di Twitter.
Hal-hal baru itu memang menarik karena baru. Profesi buzzer bermunculan. Pengguna Twitter yang punya follower besar dibayar brand untuk mengkomunikasikan secara halus pesan-pesan brand melalui tweetnya. Tujuannya supaya follower tak merasakan itu sebagai materi iklan. Namun tentu saja hal itu tak bisa berlangsung terus-menerus, karena pola komunikasi itu semakin terlihat jelas. Pastinya di masa depan, orang sudah pintar membedakan mana tweet berbayar dan mana yang tidak. Orang lebih bisa memfilter pesan apa yang ingin diterimanya, jadi belum tentu cara penyampaian pesan oleh buzzer kemarin akan tetap bisa efektif di masa depan.
Mirip dengan Facebook, di Twitter pun banyak pemburu kuis. Pada saat masa kuis berlangsung, mereka mem-follow brand, lalu meng-unfollow-nya lagi pasca kuis. Brand seharusnya mulai memikirkan cara untuk lebih memanfaatkan Twitter untuk sarana pelayanan konsumen, bukan sekedar promosi. Untuk produk berbau teknologi dan kesehatan, Twitter seharusnya bisa menjadi media tanya jawab atau konsultasi yang menarik. Niscaya yang mem-follow akunnya adalah memang yang menggunakan produknya. Lagi pula untuk apa sih punya jumlah follower banyak kalau sebagian besar isinya tak berkualitas?
Mobile adalah kunci
Berdasarkan data Digital Consumen Nielsen Indonesia, saat ini ada 78% yang memiliki ponsel yang bisa terkoneksi ke internet, dan 38%-nya adalah smartphone. Diprediksi pula bahwa pada pertengahan tahun 2012 nanti penetrasi smartphone akan mencapai 67%. Pengakses internet via mobile akan semakin banyak, apalagi dengan kondisi kemacetan Jakarta yang akan masih parah di tahun 2012. Semakin macet, seharusnya semakin aktif orang berinternet dengan ponsel.
Semakin banyaknya pengguna smartphone berarti semakin besar peluang mengembangkan aplikasi berbasis lokasi. Banyak hal yang bisa dielaborasi dari sini, misalnya: diskon khusus saat masuk area tertentu, atau kontes berbasis checkin. Checkin tidak melulu harus menggunakan Foursquare atau Gowalla ya (karena popularitasnya toh sudah menurun), tapi bisa dilakukan langsung melalui aplikasi mobile Facebook.
Kalau dilihat dari OS ponsel yang mengakses internet, selama tahun 2011 ini pengguna tertinggi adalah Symbian (ponsel Nokia), diikuti oleh BlackBerry. Indonesia memang pasar besar bagi BlackBerry, meski kenyataannya yang diakses aktif oleh penggunanya hanya tiga: Facebook, Twitter, dan BBM. Nggak banyak yang mengakses aplikasi lain di luar itu.
Berbeda dengan pengguna OS Android dan iOS. Meski jumlahnya lebih sedikit, tapi mereka suka bereksperimen menginstalasi beragam aplikasi. Peluang brand untuk membuat aplikasi berbasis mobile sebaiknya mempertimbangkan faktor ini.
Jangan lupakan pula pengguna mobile di daerah. Mereka banyak menggunakan ponsel feature, dan mereka mengakses Facebook. Meski sayangnya, akses Facebook via mobile lebih terbatas. Biasanya brand membuat aplikasi Facebook lalu ditanam sebagai tab di Facebook Page. Aplikasi semacam ini sayangnya tidak bisa dibaca oleh pengguna Facebook mobile, sehingga brand perlu memikirkan cara lain untuk berkomunikasi dengan mereka.
Selain 3 hal di atas, apakah kalian punya prediksi-prediksi menarik lainnya seputar dunia social media?