Perlu dipahami bahwa istilah mani encer adalah istilah awam yang dalam bahasa medisnya disebut oligospermia atau azoospermia. Disebut oligospermia bila jumlah sperma dalam tiap milliliter cairan ejakulasi atau cairan semen kurang dari 20 juta sel sperma. Dan disebut azoospermia apabila tidak terdapat sel sperma dalam cairan ejakulat.
Dalam cairan ejakulat, yaitu cairan yang keluar saat ejakulasi yang normal, terdapat kandungan sel sperma antara 20 juta hingga 120 juta per mililiter. Yang disebut mani encer oleh orang awam kadang – kadang berhubungan juga dengan keadaan medis yang lain misalnya: Kelainan pergerakan sperma atau kelainan motilitas sperma, kelainan volume cairan sperma, dan kelainan bentuk sperma.
Kelainan pergerakan sperma adalah keadaan sperma dengan jumlah kurang dari 40% yang aktif bergerak dan kecepatan pergerakannya kurang dari 20 mikrometer per detik. Hal ini dalam istilah medis disebut asthenospermia. Keadaan lain yang mungkin adalah volume sperma yang kurang, yaitu kurang dari 1,5 ml setiap ejakulasi.
Pada pria normal, volume ejakulasi kurang lebih 1,5 ml – 3 ml. Keadaan medis yang juga sering dianggap mani encer adalah kelainan morfologi atau bentuk sperma, hal ini terjadi apabila sel sperma yang mempunyai bentuk dan ukuran normal kurang dari 60 %.
Mani encer tidak menular kepasangan atau siapa pun, karena tidak tergolong penyakit menular. Jadi tidak membahayakan siapa pun.
Penyakit mani encer sangat mengganggu kesuburan. Hal ini disebabkan ketika sperma memasuki vagina dan menuju tempat pembuahan di saluran tuba fallopi terjadi kematian puluhan juta sel sperma. Dapat digambarkan dari 3 cc cairan sperma yang mengandung kurang lebih 60 juta hingga 200 juta sel sperma yang dapat berenang hingga pintu masuk tuba fallopi dalam rahim hanyalah kurang dari 100 ribu sel sperma dan dari sejumlah itu hanya 1 sel sperma yang akan membuahi sel telur.
Oleh karena itu, apabila jumlah sel sperma kurang atau sel sperma dengan kelainan bentuk dan pergerakan, tentu kematian sel – sel sperma akan jauh lebih besar sebelum mencapai tuba fallopi sehingga kemungkinan terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma jadi sangat berkurang.
Jadi kesimpulannya mani encer apa pun penyebabnya sangat mengurangi kesuburan, walaupun kemungkinan untuk mempunyai anak masih ada. Tetapi apabila yang terjadi adalah azoospermia atau tidak ada sama sekali sel sperma dalam cairan ejakulat, maka kemungkinan memiliki anak menjadi nol.
Yang harus dilakukan adalah membantu pasangan memeriksakan diri ke dokter ahli urologi untuk mengetahui jenis mani encernya. Dokter ahli urologi akan menyarankan analisis sperma di laboratorium dan mengevaluasi penyebab dari mani encer.
Sebagai informasi ada 6 faktor penyebab mani encer:
Setelah analisis sperma dilakukan pemeriksaan urologi, apabila perlu pemeriksaan hormonal. Setelah ditemukan penyebabnya baru dapat dilakukan terapi yang tepat.
Sumber: http://kumpulan.info/sehat.html
Dalam cairan ejakulat, yaitu cairan yang keluar saat ejakulasi yang normal, terdapat kandungan sel sperma antara 20 juta hingga 120 juta per mililiter. Yang disebut mani encer oleh orang awam kadang – kadang berhubungan juga dengan keadaan medis yang lain misalnya: Kelainan pergerakan sperma atau kelainan motilitas sperma, kelainan volume cairan sperma, dan kelainan bentuk sperma.
Kelainan pergerakan sperma adalah keadaan sperma dengan jumlah kurang dari 40% yang aktif bergerak dan kecepatan pergerakannya kurang dari 20 mikrometer per detik. Hal ini dalam istilah medis disebut asthenospermia. Keadaan lain yang mungkin adalah volume sperma yang kurang, yaitu kurang dari 1,5 ml setiap ejakulasi.
Pada pria normal, volume ejakulasi kurang lebih 1,5 ml – 3 ml. Keadaan medis yang juga sering dianggap mani encer adalah kelainan morfologi atau bentuk sperma, hal ini terjadi apabila sel sperma yang mempunyai bentuk dan ukuran normal kurang dari 60 %.
Mani encer tidak menular kepasangan atau siapa pun, karena tidak tergolong penyakit menular. Jadi tidak membahayakan siapa pun.
Penyakit mani encer sangat mengganggu kesuburan. Hal ini disebabkan ketika sperma memasuki vagina dan menuju tempat pembuahan di saluran tuba fallopi terjadi kematian puluhan juta sel sperma. Dapat digambarkan dari 3 cc cairan sperma yang mengandung kurang lebih 60 juta hingga 200 juta sel sperma yang dapat berenang hingga pintu masuk tuba fallopi dalam rahim hanyalah kurang dari 100 ribu sel sperma dan dari sejumlah itu hanya 1 sel sperma yang akan membuahi sel telur.
Oleh karena itu, apabila jumlah sel sperma kurang atau sel sperma dengan kelainan bentuk dan pergerakan, tentu kematian sel – sel sperma akan jauh lebih besar sebelum mencapai tuba fallopi sehingga kemungkinan terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma jadi sangat berkurang.
Jadi kesimpulannya mani encer apa pun penyebabnya sangat mengurangi kesuburan, walaupun kemungkinan untuk mempunyai anak masih ada. Tetapi apabila yang terjadi adalah azoospermia atau tidak ada sama sekali sel sperma dalam cairan ejakulat, maka kemungkinan memiliki anak menjadi nol.
Yang harus dilakukan adalah membantu pasangan memeriksakan diri ke dokter ahli urologi untuk mengetahui jenis mani encernya. Dokter ahli urologi akan menyarankan analisis sperma di laboratorium dan mengevaluasi penyebab dari mani encer.
Sebagai informasi ada 6 faktor penyebab mani encer:
- Karena panas. Dalam hal ini dapat terjadi bila sering memakai celana yang terlalu ketat atau bekerja di tempat yang panas.
- Gangguan urologi atau hormon: misalnya varicoclele seperti penjelasan saya minggu lalu, infeksi kronis dan gangguan hormon misalnya kelebihan prolactin, kekurangan FSH, dan lain-lain.
- Kekurangan zat gizi & vitamin: vitamin C, selenium, zinc, dan folate.
- Kegemukan, merokok, alkoholisme, dan lain – lain.
- Psikis seperti stres, kecemasan, dan depresi.
- Faktor lingkungan, misalnya air yang tercemar.
Setelah analisis sperma dilakukan pemeriksaan urologi, apabila perlu pemeriksaan hormonal. Setelah ditemukan penyebabnya baru dapat dilakukan terapi yang tepat.
Sumber: http://kumpulan.info/sehat.html
0 komentar:
Post a Comment